Cahaya malam ini hilang seketika dari pandangan mata. Entah kenapa? Aku tak tahu. Mungkin aku lelah atau mungkin sedang bingung. Hah... cahaya... cahaya.
Ketika aku mau pulang dari perkumpulan dia tiba-tiba menyapaku. Sehingga membuat diri jadi salah tingkah. Hemm... harus ditingkatkan lagi nih perbaikan dirinya. Bagaimana mungkin mau jadi seorang pemimpin sedang diri tidak lebih baik dari yang dipimpin.
Cahaya larut dalam gemericik air dari atas genteng. Tak tahu bagaimana cara merasakan dinginnya malam tanpa senyuman dan kebahagiaan atas perjuangan menuntut ilmu seharian.
Air yang turun dari atas langit lama-lama akan mengenangi halaman depan rumah. Kalau aku mau keluar rumah pasti aku tak sengaja menginjaknya. Terus bagaimana menghindarinya? Jika setiap kali aku berusaha menghindar ia selalu membuntutiku.
Genangan air akan membuat orang yang ikhlas dan sabar menjadi tersenyum bahagia karena tak merasa kesal jika telapak kakinya basah sedikit.
16 Februari 2016
Di Ruang Koran
No comments:
Post a Comment