School for Nation Leader 1, Zona Madina, Bogor, 14-20 April
2015.
Sebuah pelatihan kepemimpinan yang pertama kali aku ikuti.
Banyak syarat yang harus dipenuhi termasuk surat aktif organisasi, surat
rekomendasi tokoh, essai, resume buku, form pendaftaran, dan lainnya.
Pertama kali mendapat info pendaftaran SNL (School for Nation
Leader) aku merasa tak berminat untuk submit. Namun, entah mengapa mendekati
seminggu penutupan. Jiwa ini merasa terpanggil.
H-3 jam, sekitar pukul 21.00 Alhamdulillah semua kelengkapan
berkas telah terkirim. Tiba pada waktu yang dinanti-nanti. Tak sabar rasanya
membuka portal pengumuman. Malam hari sepulang dari kampus dengan keringat yang
masih menetes-netes, aku buka pengumuman sambil berdo'a agar Allah swt
memberikan yang terbaik. "Ya Allah, lapangkanlah dada ini dari segala
pilihan yang telah Engkau pilihkan kepada hamba-Mu ini".
Ternyata takdir berkata "Ini bukan rezekimu, Gus".
Mungkin ini adalah jalan yang terbaik yang telah dipilihkan Allah untukku. Aku
tak boleh larut pada perkara dunia yang tak penting seperti ini.
Detik berubah menjadi menit, menit pun berubah menjadi jam, jam
berputar membentuk hari. Beberapa hari setelah pengumuman tiba-tiba ada sosok
tak dikenal menelpon aku. Betapa tak percaya hati ini. Aku dihubungi panitia
SNL 1.
"Apa benar ini Agus Wibowo UGM?".
Saya pun menjawabnya dengan "YA".
"Begini mas Agus, berhubung peserta SNL kemarin yang lolos
ada yang berhalangan hadir. Apakah mas Agus bisa ikut secara penuh pada tanggal
14-20 April 2015?"
Serasa kejatuhan batu dari atas atap. Tak berpikir terlalu lama.
Aku pun menjawab "YA".
Kejadian kecil tersebut menjadikan diriku semakin yakin bahwa
rezeki yang Allah berikan kepadaku tidak akan tertukar dengan rezeki orang
lain. Selalu berpikir positif terhadap kehidupan yang tak selalu sesuai dengan
rencana. Berusaha tersenyum dikala sedih akan membuat diri menjadi bahagia.
Mengutip sebuah quote:
“Setiap pengalaman yang tidak dinilai baik oleh dirinya sendiri
ataupun orang lain akan tinggal menjadi sesobek kertas dari buku hidup yang
tidak punya makna. Padahal setiap pengalaman tak lain daripada fondasi
kehidupan”
― Pramoedya Ananta Toer, Nyanyi Sunyi Seorang Bisu 2
Yogyakarta, 30 November 2015
Agus Wibowo

No comments:
Post a Comment