Namaku Agus Wibowo, berasal dari desa yang kecil di ujung belahan utara Jawa Tengah, yaitu Pati. Pergi menuntut ilmu meninggalkan tanah kelahiran dan keluarga tercinta demi satu tujuan yaitu memajukan pertanian Indonesia. Hal itu tidak akan pernah bisa kulakukan tanpa usaha keras, kesungguhan dan doa orang-orang di sekitarku termasuk kedua orang tuaku dan nenek kakekku tercinta. Mereka setiap harinya selalu memarahiku, namun dibalik semua itu tersimpan sepucuk harapan.
Kesedihan hati selama berpisah dengan mereka tidak lantas memadamkan api semangat dalam diriku. Beberapa hari di Jogja jiwa dan pikiran merasa tidak nyaman rasanya ingin pulang dan ingin pulang. Aku harus bertahan dan bersabar. Semua itu kulakukan untuk mencari rahmat dan ridho Allah semata. Mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan kecil ini. Cobaan yang akan menjadi sebuah tantangan untuk senantiasa berkarya dan belajar merawat Indonesia.
Negeri Indonesia adalah negeri dimana aku lahir dan hidup, memijakan kaki, mengirup udara, dan meminum airnya. Itu semua gratis. Betapa malu jiwa raga ini karena belum mampu memberikan setitik embun segar untuk menumbuhkan rumput-rumput gersang bagi rakyat Indonesia. Negeri yang terkenal dengan berjuta-juta keanekaragaman hayati alamnya, belum bisa termanfaatkan, terlestarikan, dan terawat dengan baik. Apa yang kelak aku pertanggungjawabkan nanti di depan Rabb-ku Yang Maha Mengetahui segala perbuatanku selama hidup.
Langit merah berubah menjadi biru akan menjadi saksi perjalanan hidupku mengukir butir-butir mutiara di negeri gersang ini. Kemudian langit berubah menjadi mendung, saat cobaan menghadap diriku. Tidak akan berhenti melangkahkan kaki untuk menapakkan jalan hidupku yang hanya sebentar ini. Kudengarkan lagu kebangsaan negeri Indonesia, hati ini bergetar saat melantunkannya lewat bibir yang dipenuhi kata-kata tanpa tindakan realitis.
Ketika awan hitam bergerak di atas kepala, kutadahkan kedua tangan ke atas sambil berdoa, seraya memohon semoga suatu saat nanti Insya Allah negeri Indonesia akan menjadi negeri yang makmur, rakyatnya sejahtera dan bahagia hidupnya. Tak lama dan tak cepat. Semua itu harus kulakukan dengan sabar, bersabar selama 4 tahun dalam satu jalan menuntut ilmu. Insya Allah akan kuamalkan ilmu yang telah kudapat ini untuk kebaikan negeri ini.
Hilangkan semua ego dalam diri, mengapai sebuah kebersamaan dan kesolidaritasan. Wahai negeriku! Apakah engkau mendengar jeritan waktu yang menderu-deru. Tepisan tangan takkan bisa mengembalikan apa yang telah engkau berikan kepadaku selama hidup. Tapi Allah Maha Membalas semua yang engkau berikan. Aku hanya bisa terus berusaha memberikan setitik manfaat buatmu.
Titik waktu akan membentuk sebuah paradigma kehidupan yang di dalamnya lahir seorang pemuda yang gagah perkasa dan berdiri kokoh di atas puncak menara Indonesia. Akan kuukir sejarah baru. Dan perjuangan ini baru di mulai dari sekarang.
#H-1_Persiapan_Up_Grading_Etos_Jogja_2016
#Bismillah_lebih_baik_lagi_ketika_pulang_nanti