Monday, June 22, 2015

Rumah Joglo Sederhana

Rumah Joglo Sederhana

Menerawang impian, 22 Juni 2015

Tak terasa semester dua hampir usai. Ternyata perjalanan ini cukup panjang. Banyak hal yang kulalui. Petualangan demi petualangan semakin menantang.

Namun apa karya yang telah kuukir dalam batu kehidupan ini. Semua tempat hampir pernah kujelajahi. Tapi tak satupun membekas dalam diri.

Lamunan panjang membuat waktu telah hilang. Kehidupan terus berputar. Bagai roda kereta yang tak pernah berhenti.

Di sudut dimensi waktu terlihat sesosok pria. Ia memberi nasihat akan makna kehidupan itu kepada kami berdua.

Seusai sholat tarawih, beberapa teh hangat menunggu kami. Rasanya hangat di tengah angin Jogja yang lebih dingin dari biasa.

Sosok itu kemudian menghilang. Tinggal untaian kata yang tertinggal di telingga kami.

Kami pun pergi meninggalkan rumah Joglo yang bersejarah. Aku dan Mas Abid pernah sholat tarawih berdua di tempat itu.

Kenangan yang tak perlu ditinggalkan. Juga tak perlu diingat. Cuma perlu diambil pelajaran.

No comments:

Post a Comment