Di Pagi Aku Berjalan
Menerawang
langit pagi, 21 Juni 2015...
Udara pagi
tak seperti biasanya, ia terasa lebih dingin di kulit. Wajah yang penuh dosa
dan noda, mesti dibasahi dengan air wudhu.
Dingin ini
cuma sesaat. Tak akan berlangsung lama. Daripada terbakar api neraka kelak di
akhirat, lebih baik membeku seperti es.
Di pagi ketika
anak sekolah beramai-ramai menuju gerbang ilmu, aku pun demikian. Keluar untuk
hijrah menuju kampus tercinta. Kampus perjuangan katanya.
Sepanjang
jalan deretan kendaraan roda dua, roda empat, dan beroda-roda saling saling
menyalip. Padahal suasana masih pagi. Maklumlah namanya juga hari senin.
Di tengah
jalan aku berhenti sejenak sambil menikmati lampu warna-warni. Tak tahu diri
ini kenapa orang-orang pada melihat lampu cantik itu.
Mungkin
mereka baru lihat. Tapi tak mungkin juga. Atau barangkali mereka orang desa
yang pertama kali ke kota. Ahh... Ndak penting.
Aku
mengayun sepeda lumayan santai sambil menikmati pemandangan sepasang kekasih
setia sampai hari kiamat. Ia tidak lain adalah Gunung Merapi dan Gunung
Merbabu.
Perjalanan
akan terus berlanjut sambil aku bangun dari tidur panjangku saat materi kuliah
Bahasa Indonesia berlangsung.
No comments:
Post a Comment