Sunday, July 5, 2015

Perjalanan Jiwa dalam Arus Kehidupan Manusia

Perjalanan Jiwa dalam Arus Kehidupan Manusia

Jiwa tak selalu benar dalam membimbing perjalanan hidup kita. Ia kadang-kadang berbelok arah. Di sanalah peran akal dan hati berfungsi sebagai pemandu agar jiwa kembali lagi ke jalan yang benar.

Banyak diantara kita yang dalam perjalanan ke suatu tempat karena tergesa-gesa maka ia mencari jalan pintas. Agar cepat sampai tujuan.

Tapi tahukah engkau ternyata jalan pintas tadi membuat jiwa kita kadang sedih, binggung, cemas, dan lemah.

Terus apa yang harus kukatakan?
Luka semakin melebar
Duri-duri serasa menusuk kaki
Jiwa menjadi binggung
Leher terasa sesak

Wahai Rabbi! Selamatkan aku dari kebinggungan ini
Yang menghapus impian
Menghantui pikiran
Serta mengundang pertanyaan tiada henti

Pada suatu hari, harapan, kenangan, kebahagian dan putus asa berdiskusi membicarakan sebuah permasalahan.

Harapan berkata, ”Ketika itu aku seperti cahaya kehidupan yang terbawa angin pada musim gugur disegala penjuru mataangin.”

Kenangan menimpali, “Aku telah berlalu dan tak akan pernah bisa kembali pada kehidupan manusia. Aku terikat kuat dalam goresan pena.”

Putus asa berkata dengan angkuhnya, “Dalam kehidupan akulah yang membuat banyak orang berlinang air mata dan berbagai kerinduan yang menyesakkan dada.”


Ketika putus asa terdiam, kebahagiaan mulai muncul. Ia adalah impian. Impianlah yang membuat yang lemah menjadi kuat, yang jatuh kembali bangkit, yang tersesat kembali berbelok ke jalan lurus, dan yang sedih menjadi bahagia.

No comments:

Post a Comment