Perjalanan Jiwa dalam Arus
Kehidupan Manusia
Jiwa tak
selalu benar dalam membimbing perjalanan hidup kita. Ia kadang-kadang berbelok
arah. Di sanalah peran akal dan hati berfungsi sebagai pemandu agar jiwa
kembali lagi ke jalan yang benar.
Banyak diantara
kita yang dalam perjalanan ke suatu tempat karena tergesa-gesa maka ia mencari
jalan pintas. Agar cepat sampai tujuan.
Tapi tahukah
engkau ternyata jalan pintas tadi membuat jiwa kita kadang sedih, binggung,
cemas, dan lemah.
Terus apa
yang harus kukatakan?
Luka semakin
melebar
Duri-duri
serasa menusuk kaki
Jiwa menjadi
binggung
Leher terasa
sesak
Wahai Rabbi!
Selamatkan aku dari kebinggungan ini
Yang
menghapus impian
Menghantui
pikiran
Serta mengundang
pertanyaan tiada henti
Pada suatu
hari, harapan, kenangan, kebahagian dan putus asa berdiskusi membicarakan sebuah
permasalahan.
Harapan berkata,
”Ketika itu aku seperti cahaya kehidupan yang terbawa angin pada musim gugur
disegala penjuru mataangin.”
Kenangan
menimpali, “Aku telah berlalu dan tak akan pernah bisa kembali pada kehidupan
manusia. Aku terikat kuat dalam goresan pena.”
Putus asa
berkata dengan angkuhnya, “Dalam kehidupan akulah yang membuat banyak orang
berlinang air mata dan berbagai kerinduan yang menyesakkan dada.”
Ketika putus
asa terdiam, kebahagiaan mulai muncul. Ia adalah impian. Impianlah yang membuat
yang lemah menjadi kuat, yang jatuh kembali bangkit, yang tersesat kembali
berbelok ke jalan lurus, dan yang sedih menjadi bahagia.
No comments:
Post a Comment