Saturday, January 30, 2016

Jejak Kerinduan

Tak terasa 18 bulan lamanya aku meninggalkan sekolah tercinta, yaitu SMKN 2 Pati. Sejak 20 Mei 2014 silam, di mana itulah saat terakhir aku memakai baju putih celana biru. Saat di mana tergambar jelas raut wajah kegembiraan dan kebanggaan karena kami angkatan 2014. Lulus 100%. Betapa bangganya kami, wahai Bapak/Ibu Guru tak terbalas jerih payahmu mengajar dan membimbing kami agar menjadi insan-insan yang cerdas dan berkarakter unggul.

 Matahari yang terik pukul 14.08 tak membuat kepala ini kehilangan tujuan. Tujuan utamaku hari ini adalah pergi ke Dinas Pariwisata Kabupaten Pati. Entah kenapa sudah sampai separuh jalan semangat dalam jiwa tiba-tiba lumpuh seketika. I have promise. Jadi aku harus selesaikan misi ini. Motor yang aku kendarai melaju dengan kecepatan rata-rata menyusuri jalan pintas anti polisi yang aku kenal sejak dulu.

Anak-anak sekolah pun memadati jalanan yang kian sempit ini. Mulai dari yang berbaju putih merah sampai putih biru. Tiba-tiba masa lalu yang mengasyikkan itu datang di alam pikiran bawah sadarku. Terasa masih anak kecil aku. Habis sekolah main sebentar dulu. Terus pulang ke rumah. Hah... seperti tak ada beban hidup saja kala itu. Tetapi waktu telah berputar terlampau cepat sehingga langkah kaki yang kian melemah ini tak kuat untuk mengejarnya. Terasa bagaikan tersandung batu saja.

Alhamdulillah, telah sampai di depan Dinas Pariwisata Kabupaten Pati, tetapi suasananya tampak sepi hanya ada satu motor di tempat parkir. Serta pintu-pintu tertutup semua. Dalam hati aku berucap bahwa ini belum rezekiku. Usai memarkirkan motor aku berniat ingin langsung balik saja. Namun, terdengar suara orang di balik tembok paling timur. Tanpa rasa takut aku langsung menuju asal suara itu dan benar ada tiga orang di dalamnya. Mereka berkata bahwa kalau hari sabtu kantor buka sampai pukul 11.00. Dengan hati agak kecewa aku pun berterima kasih kepada mereka karena meminta aku balik besok hari senin.

Jalanan sempit diantara padi yang masih hijau ranum mengingatkanku pada ilmu yang sedang aku tekuni sekarang ini, yaitu Pertanian. Entah 15 bulan bergelut di bidang tersebut belum 100% menyetuh relung hatiku untuk mencintainya. Ya Allah, hamba-Mu ini selalu yakin terhadap apa yang Engkau pilihkan kepada hamba-Mu yang tak pandai bersyukur ini. Sungguh hamba-Mu ini telah kufur terhadap berbagai nkmat yang Engkau limpahkan hamba-Mu ini.

Gerbang yang disangga dua pondasi kokoh, bercat warna merah biru putih, dan bertuliskan “Selamat Datang di SMK Negeri 2 Pati” membuat aku bangga dan bersyukur karena pernah memakan bangku sekolahan di sini. Tak terasa banyak hal yang berubah dari mulai gerbang sampai sampai sudut paling belakang di bagian yang jarang terjamah, yaitu toilet. Semua nampak asing bagiku. Entah kamu juga merasakannya apa yang aku rasakan atau tidak?

Hari ini tanggal 30 Januari 2016 aku hanya bertemu segelintir orang saja. Diantaranya adalah Mas Eko seorang satpam muda yang tak kenal lelah menjaga dan melindungi sekolahan. Pak Totok, Pak Agus, Pak Santo, Pak Yun, Bu Mi’ah, dan Mas Yudi, mereka semua adalah guru bengkel teknik mesin yang selalu aku cintai dan banggakan. Terus adik-adik kelasku yang masih nakal-nakalnya dan suka bercanda tawa. Hehehe...
Mas tukang sapu, meski kita dulu dekat tapi kok kita tidak pernah berkenalan. Yah, tidak apa-apa, yang penting kita saling tegur sapa dan tersenyum bila bertemu. Bu Ratna, terlihat sibuk melatih anak-anak untuk persiapan upacara bendera besok senin jadi belum sempat menyapanya.

Masuk ruang guru tiba-tiba aku langsung diintrogasi sama Bu PKN, maaf Bu murid memang tidak berbakti sampai-sampai lupa namamu. Pukul saja aku! Beliau tanyanya aneh-aneh, mulai dari kuliah di mana dan ambil jurusan apa.

“Kok bisa dulu diterima di Pertanian padahal dulunya jurusan Teknik Mesin.”
“Beasiswa apa? Bagaimana caranya.”
“Lah dari STM kok bisa ngajuin begituan?”
Tapi semua aku jawab dengan tenang, perlahan, dan menyakinkan. Singkat cerita anak beliau ternyata juga kuliah di IPB Fakultas Kedokteran angkatan 2013.

Terakhir aku berkunjung ke guru agamaku waktu SMK dulu, Pak Rojikun. Besar, kuat, lantang, suka ngelucu, dan kadang kala menunjukkan ekspresi marah. Sempat salah rumah dan kesasar tak membuat aku putus asa mencari rumahnya. “Sudah sejauh ini masak aku menyerah tanpa hasil begini saja,” ucapku dalam hati.

Alhamdulillah atas petunjuk dari Allah yang Maha Pemberi Petunjuk ketemu juga rumah beliau. Masuk rumah aku ketuk pintu, ucap salam, duduk setelah dipersilakan, dan meminum air yang disuguhkan. Meski sebentar tapi banyak pelajar yang aku dapatkan sore ini, salah satunya ingat kembali tugasmu sekolah. Sebaris kalimat yang sangat dalam maknanya.

Perjalanan pulang membuat aku terbayang-bayang akan masa lalu. Dimana kala itu aku belum punya pendirian yang teguh, sering ikut-ikutan berbagai kegiatan yang belum pasti manfaatnya. Hanya mementingkan diri sendiri tanpa berpikir bahwa di luar sana masih ada orang yang sangat membutuhkan uluran tanganku.

Salah melangkah bukan berarti kalah
Tapi terlambat dalam menciptakan kemajuan
Agar hidup tak merasa bersalah

Mari kita kuatkan rasa kebersamaan

2 comments:

  1. jadi penasaran ngapain ya ke dinas pariwisata? hehhehe

    ReplyDelete
  2. Hayo pengen ngapain?
    Mau tanya-tanya saja kak Sabrina tentang pariwisata apa saja yang ada di Pati, terus minta buku panduannya.

    ReplyDelete