Awan-awan di
langit sore tadi seakan berbicara. Dari hati yang paling dalam tersimpan sebuah
harapan. Harapan yang berusaha kusimpan rapi, tak boleh ada yang tahu, cukup
diriku dan Rabb-ku yang tahu.
Orang-orang
itu mengenalku, tapi aku kurang begitu mengenal mereka. Wajah mereka tak asing
bagiku, tapi nama mereka tak berhasil aku munculkan dalam ingatan. “Ya Rabbi, ampuni hamba yang pelupa ini”.
Aku
mengamati wajah mereka dengan seksama. Iyaa.. mereka menua. Tak seperti beberapa
tahun lalu. Dalam hati aku merenung. “Suatu
saat aku akan seperti mereka, menua”.
Selain,
menua ada beberapa orang yang tak lagi aku temui untuk selama-lamanya. Iyaa..
mereka telah meninggalkan dunia lebih dulu. Suatu saat aku pun juga akan
menyusul mereka. Entah kapan waktunya? Aku pun tak tahu.
Generasi
selanjutnya siap menggantikan mereka. Mereka ialah anak-anak kecil yang dulu
aku kenal, kini mereka telah tumbuh dewasa. Yang dulu baru berjalan merangkak,
kini berlari kesana-kemari. Yang dulu SD, kini SMP/MTS. Yang SMP, kini sudah
SMA/SMK.
Teman-teman
sebayaku juga begitu. Mereka banyak yang bekerja di kampung dan di perantauan,
ada juga yang masih kuliah. Ada yang sudah menikah dan punya anak, ada pula
yang masih jomblo seperti diri ini... wkwk.
“Semua orang
tumbuh sesuai dengan fasenya masing-masing. Ada yang tumbuhnya stabil, ada pula
yang dipercepat. Tergantung diri mereka masing-masing dan takdir.”
Pati, 10 Februari 2019
